Ruwaqazhar, Kairo—Al-Azhar sudah merasa cukup sabar untuk meminta sejumlah pelajar asing berpegang teguh dengan Manhaj Al-Azhar yang toleran. Namun sejauh ini pihak-pihak yang terindikasi berpemahaman radikal tidak bergeming dengan permintaan yang dikeluarkan oleh Al-Azhar tersebut.
Para pelajar asing dari berbagai negara, tidak terkecuali negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan lainnya, yang mengikuti sejumlah pengajian non-Azhari telah mendapatkan peringatan keras dari pihak Al-Azhar. Al-Azhar telah mencatat nama-nama mereka dan tempat dimana mereka belajar, hingga memanggil mereka untuk menghadap pihak universitas. Namun, mereka tak bergeming. Mereka mengabaikan panggilan Al-Azhar tersebut.
Kini Al-Azhar seakan sudah kehabisan kesabaran, sehingga mengeluarkan peringatan DO (Dropout) bagi para pelajar yang terlibat dalam pengajian-pengajian non-Azhari yang dinilai tidak sejalan lagi dengan risalah Al-Azhar yang moderat.
Beberapa tahun belakangan ini, untuk melindungi para pelajar asing dari doktrin ideologi aliran-aliran radikal, Al-Azhar sudah membuat aturan pemusatan belajar mereka di Kairo agar dapat dikontrol dengan baik. Al-Azhar sudah tidak mengizinkan lagi pelajar mengambil jurusan di kampus-kampus cabang Al-Azhar di provinsi, seperti di Manshorah, Zaqaziq, Thantha dan lain sebagainya. Juga tidak mengizinkan mereka untuk pergi belajar ke pengajian Salafi-Wahabi di Samannoud, yang disinyalir menjadi basis ajaran Salafi-Wahabi saat ini, utamanya bagi pelajar-pelajar asing.
Al-Azhar juga mengimbau bagi para pelajar yang ingin menambah ilmu pengetahuan agama dari apa yang diajarkan di dalam bangku-bangku kuliah, agar belajar di ruwaq-ruwaq Masjid Al-Azhar. Sistem belajar di Ruwaq Azhar ini terbagi menjadi dua; ada yang sifatnya umum dan ada yang terprogram sesuai jenjang, dari pemula, sedang, dan lanjutan. (ruwaqazhar.com/dz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar